Deteksi Leukemia Akurat Dengan Menggunakan FISH (Fluorescence In Situ Hybridization)
Leukemia merupakan kanker darah yang disebabkan produksi sel darah putih secara berlebih. Sel darah putih sendiri merupakan bagian dalam darah yang berperan dalam sistem imun untuk membunuh bakteri, virus dan pathogen lain yang masuk dan menyerang ke tubuh manusia. Sel darah putih tersusun atas komponen sel seperti Neutrofil (50-60%), Limfosit (20-40 persen), Monosit (2-9 persen), Eosinofil (1-4 persen), Basofil (0,5-2 persen). Pada proses perjalanan menuju kanker, sel sel darah putih mengalami mutasi sehingga membuat sel darah putih aktif membelah. Di Indonesia sendiri, leukemia menempati kasus kematian tertinggi nomor 5 hingga mencapai 11.314 kasus.
Baca juga : Pompa Peristaltik dan Masa Depan Pemindahan Larutan dalam Proses Produksi Industri Biofarmasi Leukemia dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan asal sel nya diantaranya :
1. Acute lymphoblastic leukemia (ALL) adalah kanker darah yang terjadi ketika limfoblas (sel darah putih yang belum mature) memperbanyak diri dengan cepat dan agresif. ALL lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Acute lymphoblastic leukemia terjadi akibat kesalahan proses produksi sel darah putih di sumsum tulang. Sel darah putih terbentuk dari proses pematangan sel punca (stem cell). Untuk membentuk salah satu sel jenis sel darah putih yang disebut limfosit, sel punca akan berubah menjadi limfoblas terlebih dahulu.
2. Acute Myeloid Leukemia (AML)adalah kanker darah yang mengakibatkan sumsum tulang tidak dapat menghasilkan sel darah putih jenis mieloid yang mature. Jenis kanker darah ini paling sering terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Kanker ini berasal dari sel myeloblast dan berkembang sangat cepat. Beberapa mutasi yang banyak ditemukan pada jenis ini diantaranya FLT3,c-KIT,RAS,IDH1 dan IDH2.
3. Chronic eosinophilic leukimia merupakan kanker darah yang disebabkan eosinophil yang berlebih. Pada kasus CEL ini jarang terjadi.
4. Chronic Lymphocytic Leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi akibat kelainan pada sumsum tulang. Istilah ‘kronis’ pada leukemia limfositik ini menandakan bahwa penyakit ini berkembang secara perlahan dalam jangka panjang. Pada kanker jenis ini berasal dari sel limfosit dalam tubuh yang tidak mature dan tidak normal.
5. Chronic myelogenous leukemia merupakan kanker darah yang disebabkan aktivitas tidak normal pada sel myeloblast sehingga menghasilkan sel darah putih yang banyak. Pada kasus CML banyak ditemukan Philadelphia chromosome (pemendekan kromosom 22).
Baca juga : TIANamp Genomic DNA: Kit Isolasi DNA untuk berbagai Matrix Sampel
Penegakan diagnosis untuk menentukan jenis kanker darah dibutuhkan. Salah satunya dengan melihat mutasi pada kromosom yang berkorelasi dengan jenis kanker darah. Deteksi mutasi pada kromosom dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan molekular seperti FISH. FISH atau dikenal Fluorescence in situ hybridization merupakan metode sitogenetika berbasis molekular dengan menggunakan probe fluorescence yang menempel pada sekuens DNA kromosom secara spesifik. Berbeda dengan PCR, FISH dapat mendeteksi target sekuens secara in situ karena DNA kromosom di jaga di dalam sel.
FISH terdiri dari beberapa tahapan proses:
1. Denaturasi : pemisahan molekul DNA menjadi single strand,
2. Hybridisasi : Penempelan probe pada DNA target,
3. Analsis : visualisasi hasil menggunakan mikroskop fluorescence.
Metode FISH dapat menggunakan beberapa probe sekaligus (multi target) sehingga bisa lebih efisien untuk penegakan diagnosis. Sebagai contoh pada kit Vysis CLL FISH Probe (Abbott) dapat mendeteksi mutasi pada LSI TP53 pada kromosom 13 (orange), LSI ATM pada kromosom 11 (hijau), dan LSI D13S319 pada kromosom 13 (aqua). Keberadaan mutasi pada LSI TP53 sangat penting karena berkaitan erat dengan kurangnya respon terhadap terapi, hingga keseluruhan waktu hidup yang pendek.