Mana yang lebih bagus antara Lysis buffers RIPA dan Lysis buffers NETN?
Lisis sel merupakan langkah penting dalam berbagai jenis pengujian molekuler dan
seluler. Keberhasilan proses lisis sel akan sangat mempengaruhi hasil pengujian atau analisis
selanjutnya. Proses ini bergantung pada pelarutan bahan seluler seperti protein atau DNA
untuk analisis, dan kualitas pengujian yang dilakukan didasarkan pada efisiensi ekstraksi
bahan tersebut. Selain itu, lisis buffer juga harus mempertimbangkan pengujian yang akan
dilakukan nantinya, apakah mengharuskan protein dalam bentuk native atau tidak masalah
jika proteinnya sudah terdenaturasi. Dengan beberapa pilihan buffer lisis, bagaimana Anda
tahu mana yang tepat untuk Anda? Di sini, akan dibahas mengenai dua buffer lisis yang
sering digunakan RIPA (RadioImmunoPrecipitation Assay) dan NETN
Komponen utama dalam buffer lisis adalah sebagai berikut :
Buffer, menciptakan kondisi yg sesuai untuk proses reaksi atau assay
Garam, menciptakan lingkungan yang bersifat ionik
detergent, bekerja sebagai surfaktan unyuk merusak membrane sel
Buffer yang berbeda memiliki rentang pH spesifik yang dapat mengubah konformasi
protein, jadi penting untuk mengetahui pada pH mana protein yang akan dianalisis dalam
kondisi stabil. Buffer Tris adalah komponen buffer untuk buffer lisis RIPA dan NETN. Buffer
Tris memiliki kisaran pH dari 7-9, dan RIPA dan NETN biasanya menggunakan Tris pH 8.
Namun, jika protein yang diamati membutuhkan rentang pH yang berbeda, buffer yang
berbeda dapat digunakan. NaCl adalah garam yang digunakan pada kedua buffer lisis, tetapi
NETN megandung NaCl 250mM dan RIPA mengandung NaCl 150mM. Perbedaan besar
antara buffer lisis RIPA dan NETN adalah pada deterjen yang digunakan.
Ada beberapa jenis detergen yang dapat mempengaruhi proses ekstraksi protein dan
lisis sel. Pada NETN buffer (Gambar 1) detergen yang digunakan adalah NP-40 ataun Triton
X-100, yang merupakan jenis detergen non-ionik. Jenis detergen ini tidak akan
menyebabkan protein terdenaturasi sehingga masih berfungsi dengan baik. Sedangkan RIPA
buffer (Gambar 1) mengandung NP-40 (non-ionik), SDS (denaturatung detergent) dan
sodium deoxycholate. Ini berarti bahwa RIPA buffer dapat mengakibatkan protein
terdenaturasi.
Gambar 1 A) RIPA Cell Lysis Buffer 5x (Visual Protein, Energenesis Biomedical) dan NETN Lysis Buffer
(Bethyl, Fortis Life Sciences)
Selain komponen utama pada lysis buffer yang sudah disampaikan diatas, RIPA dan
NETN keduanya juga mengandung EDTA yang merupakan chelating agent. EDTA menyerap
kofaktor yang diperlukan untuk aktivitas protease yang dapat mengurangi potensi
kerusakan dan degradasi protein.
RIPA buffer dengan kandungan deterjen ioniknya memiliki kekampuan lebih keras
daripada NETN buffer, yang membuatnya lebih mampu melarutkan protein yang terikat
membran dan protein inti dan mitokondria. Namun, karena sifat denaturnya, buffer RIPA
dapat mengganggu aplikasi hilir seperti imunopresipitasi dengan mengganggu pelipatan
protein dan interaksi protein-protein. Buffer NETN adalah buffer lisis yang lebih ringan yang
sering digunakan untuk memisahkan fraksi inti dan sitoplasma sel. Ini tidak seefektif buffer
RIPA dalam mengekstraksi protein yang terikat membran.
Untuk memahami buffer mana yang harus dipilih, perlu diketahui tujuan dan spesifikasi
pengujian yang akan dilakukan. Peneliti harus mengetahui lokasi dan sifat protein target
yang akan dianalisis. Lalu, metode analisis yang akan digunakan, karena setiap jenis analisis
memerlukan spesifikasi sampel protein yang berbeda termasuk konformasi dan tingkat
kemurniannya. Berikut rangkuman komparasi antara RIPA Buffer dan NETN Buffer :
Klik link berikut untuk informasi lebih lengkap mengenai :